Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2011

update!

alright, update ah. Kemarin sudah terima hasil belajar semester 5, overall, good enough lah. Beberapa mengalami peningkatan sementara ada juga yang turun sih. Ada yang ga tanggung-tanggung juga turunnya sampe standar -_- yah let it be lah. Sekarang waktunya liburan hell yeah :D Rasanya waktu dua minggu ga akan cukup deh. Banyak hal yang aku mau kerjain. Belajar buat snmptn sih terutama. Dicicil lah sedikit2, mumpung masih ada waktu kaan :) oh ya, go to another thing. Beberapa hari ini lagi seneng banget lah. Makasih banyak banyak banyaaaaa~k deeh ^^ Ga nyangka beberapa hal bisa terjadi:) Eh, ada beberapa hal yang kepikiran sebenernya. About someone in my past (he's still in present though). is it possible that he...? Ah I dunno. It's just strange to miss him. no no no...

Hurts Like Heaven - Coldplay

Written in graffiti on a bridge in a park 'Do you ever get the feeling that you're missing the mark?' It's so cold, it's so cold It's so cold, it's so cold Written up in marker on a factory sign 'I struggle with the feeling that my life isn't mine' It's so cold, it's so cold It's so cold, it's so cold See the arrow that they shot, trying to tear us apart Take the fire from my belly and the beat from my heart Still I won't let go Still I won't let go Of You Ooohooh (...) Oh you, use your heart as a weapon And it hurts like heaven On every street, every car, every surface a name Tonight the streets are ours and we're writing and saying 'Don't let them take control No, we won't let them take control' Yes, I feel a little bit nervous, Yes, I feel nervous and I cannot relax, How come their out to get us How come they're out when they don't know the facts So on concrete canvas under cover of dark On a

CINTA SEJATI BUNDA

Identitas Cerpen  Judul Cerpen : Malaikat Juga Tahu (dalam kumpulan cerpen Rectoverso)  Penulis : Dewi Lestari (Dee)  Cerpen terdapat pada halaman : 11 – 21  Penerbit : Goodfaith  Cetakan ke- : IV (Januari 2009) Cerpen “Malaikat Juga Tahu” diawali dengan pemaparan mengenai tokoh Abang. Cerpen ini bercerita tentang tokoh Bunda yang memiliki dua orang anak. Anak pertamanya yang biasa dipanggil Abang menderita keterbelakangan mental. Abang mencintai seorang gadis. Namun gadis tersebut mencintai anak kedua Bunda yang normal. Kasih sayang dan kesabaran Bunda menjadi fokus dalam cerpen ini. Cerpen ini dikemas menjadi menarik oleh Dee dengan penokohan yang kuat, terlihat dari caranya mendeskripsikan setiap tokohnya dengan jelas, membuat pembaca ikut merasakan apa yang dialami oleh tokoh. Padatnya narasi pada cerpen ini memudahkan pembaca untuk memahami alur cerita. Gaya bahasa Dee dalam menuliskan cerpennya melayangkan imajinasi pembaca. Perumpamaan-perumpamaan yang